JAKARTA (Pos Kota) - Menyusul diberlakukan pasar bebas Asean China (Asean Free Trade Agreement/AFTA-China) tahun depan, serbuan segala macam produk Impor dari China dipastikan makin merajalela di pasar lokal. Nasib industri lokal kini berada di ujung tanduk. Ancaman PHK terhadap
jutaan pekerja pun di depan mata.
Sekarang saja, produk impor dari China sudah tne-nyaplok separuh pangsa pasar industri lokal. Di Pasar Tanah Aban§ misalnya, tak sedikit kain, kaos, pakaian dan batik asal China yang dijual dengan bandrol harga lebih murah. Begitu dengan barang elektronika, lampu dan parang lainnya yang dijual di pedagang pusat perdagangan Glodok. Hampir sebagian besar buatan China.
"Kekhawatiran jelas ada, karena dampaknya bisa mematikan para pengusaha kecil yang kalah bersaing," ujar Ny. Haryati Joko S, pemilik usaha home industri tas, dompet, ikat pinggang dari kulit ular, ketika dihubungi Rabu (30/12).
Apalagi produk dari China, harganya sangat murah dan tampilannya sangat menarik. Mal ini akan memukul penjualan produk-produk dari dalam negeri sehingga berpengaruh pada kelanggengan usaha. "Sebaiknya pemerintah menunda dahulu pemberlakuan perdagangan bebas dan menyiapkan di dalam negeri agar tidak kalah bersaing," katanya.
Sebenarnya dari sisi kualitas berbagai produk di Indonesia lebih bagus dibanding dari luar negeri. "Jadi meski khawatir, tapi kita harus tetap optimis bisa bersaing karena kualitas produknya lebih bagus," ucapnya.
TUNDA PASAR BEBAS
Djimanto, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Rabu (30/12), meminta pemerintah menunda pemberlakuan pasar bebas. Ka-
lau pasar dibuka apalagi produk dari China, ia khawatir banyak produsen terutama kategori industri kecil menengah bakal beralih menjadi pedagang karena kalah bersaing.
Ini akan mengimbas pada pekerja. Nasib para pekerja berada di ujung tanduk. Kalau 25 persen saja dari total 30 juta pekerja saja, maka paling tidak ada 7,5 juta pekerja yang akan terkena PHK. "Antrean pengangguran bakal makin panjang. Ini tidak bisa dihindari," tandasnya.
Agar tidak terjadi gelombang PHK pekerja yang begitu banyak, ia mengungkapkan pemerintah sebaiknya menunda pemberlakuan, terutama terhadap produk yang dianggap belum siap. "Masukkan dalam list sensitive," ucapnya.
Selama masa penundaan tersebut, lanjut Djimanto, semua pihak baik pemerintah, pengusaha dan masyarakat harus mengambil langkah agar saat pasar bebas
nanti sudah siap.
Kekhawatiran serupa juga dilontarkan John Manoppo, Ketua Umum Asosiasi Per-lampuan dan Alat listrik Indonesia (Asperlindo). "Industri lampu dan alat listrik di dalam negeri bisa makin kewalahan," katanya lirih.
Ia menjelaskan industri lokal seperti anak bayi. Sementara industri China sudah besar sehingga bagaimana mungkin bisabersaing dengan mereka.
Apalagi, ia tidak mengelak hampir 90 persen produk lampu dan alat listrik yang beredar di pasar dalam negeri berasal dari China. "Kalau mereka diberi kebe-. basan. Ya, produsen lampu dan alat listrik tentu akan lebih memilih jadi importir yang investasinya tidak besar," tandasnya.
MUNCUL TENGGELAM
Emovian, Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) melihat masalah pemberlakuan pasar bebas ini sebenarnya bukan persoalan kalangan industri, tapi urusan pemerintah karena menyangkut antarnegara. "Bagi
industri bersaing itu biasa. Tapi bagaimana dengan pemerintah," katanya.
Ia melihat pemerintah justru belum siap. Sebab banyak masalah yang belum diberesi. Di sektor perbankan misalnya, pemerintah belum bisa memediasi kredit untuk pelaku usaha, begitu dengan suku bunga serta kurs.
Kemudian sektor energi. Pemerintah juga tak mampu menyediakan energi yang cukup untuk industri. Demikian pula persoalan tenaga kerja, pemerintah juga be- lum bisa memberesi masa lah upah. "Bagaimana dengan kesiapan infrastruktur seperti pelabuhan. Ini juga belum siap," katanya.
Tak usah nanti. Sekarang ini saja, Ernovian mengungkapkan kalangan industri dalam negeri jatuh bangun. Ada yang tumbang. Ada juga yang muncul.
Di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun ini terpaksa mem PHK 18 ribu pekerja. Namun ada juga menerima pekerja baru karena muncul pelaku baru.
Sumber: http://bataviase.co.id/detailberita-10463998.html
Search...
4.8.10
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment